Penciptaan
alam semesta menurut perspektif islam dan ilmu sains modern.
Menguak kembali Konsep dan teori serta
Relasi
penciptaan alam menurut islam dan ilmu sains modern
A.Mencari kebenaran tentang
teori penciptaan alam.
Tidak semua teori di dalam Al-Qur'an itu
sesuai dengan kenyataan yang ada jika di kaitkan dengan perkembangan ilmu sains
modern saat ini .Hal itu dikarenakan masih banyaknya para ilmuwan maupun aliran
yang berteori bahwasanya alam semesta
ada tanpa direncanakan. Begitu banyak tiki – Taka sebut saja tentang kemajuan
di bidang ilmu sains modern tentang bagaimana penciptaan alam semesta ini . Ada
dua teori tentang penciptaan alam semesta ini , yaitu teori materialisme dan
ledakan .
Materialisme merupakan salah satu aliran dalam ilmu filsafat yang
dikembangkan oleh para filosof Yunani Kuno. Materialisme adalah aliran yang
memandang bahwa segala sesuatu adalah realitas, dan realitas seluruhnya adalah
materi belaka. Menurut teori ini, alam semesta sudah ada sejak waktu yang tak
terbatas.
Menurut penganut paham materialisme, alam
tidak memiliki awal maupun akhir. Teori
ini juga menyakini bahwa alam semesta tidak diciptakan, tetapi ada dengan
sendirinya. Segala sesuatu dalam alam semesta hanyalah peristiwa kebetulan atau
ketidaksengajaan dan bukan merupakan hasil dari sebuah rancangan atau visi yang
disengaja.paham ini tentunya sangat bahaya sekali khususnya bagi umat islam
karena secara tidak langsung paham materialisme ini berbuntut kepada
ketidakpercayaannya terhadap adanya tuhan.
Teori materialisme yang sempat diagung-agungkan
para filosof dan ilmuwan Barat,namun dipatahkan oleh Teori Ledakan Besar (Bing
Bang Theory). Seiring ditemukannya fakta tentang terjadinya Ledakan Besar oleh seorang Ahli
Astronomi Amerika bernama Edwin Hubble pada 1929, kebenaran Teori
Ledakan Besar pun semakin kokoh.
Pada tahun 1989, National Aeronautics and
Space Administration (NASA) meluncurkan sebuah satelit yang dilengkapi dengan
instrumen sensitif Cosmic Background Emission Explorer (COBE) ke luar angkasa
untuk mendeteksi radiasi latar belakang kosmik yang ditemukan oleh Arno Penzias
dan Robert Wilson. Hanya dalam hitungan menit, (COBE) mampu menemukan radiasi
latar belakang kosmik.
Sejumlah bukti lainnya yang menunjukkan
alam semesta berasal dari sebuah ledakan besar adalah terdapatnya kandungan
Hidrogen dan Helium yang tersebar di seluruh jagat raya. Jika alam semesta tidak memiliki awal,
seharusnya Hidrogen telah menghilang dari alam semesta ini diakibatkan
perubahan atom Hidrogen menjadi atom Helium.
Ini bukti yang ditemukan dari penelitian
yang panjang. Akhirnya para ilmuwan di dunia mengakui kebenaran bahwa alam
semesta lahir dari sebuah ladakan besar yang tentu saja diciptakan
keberadaannya.
Namun,hal
ini telah diungkapkan oleh Allah SWT di dalam al-qur’an 14 abad yang lalu,yang baru bisa dibuktikan
dengan teknologi maupun ilmu pengetahuan di abad ke 21 ini.begitulah alqur,an
telah mengnformasikan tentang berbagai macam teori tentang penciptaan alam yang
baru bisa di buktikan oleh para ilmuwan.
Di
dalam Alquran dijelaskan tentang terbentuknya alam ini di dalam ayat
yang disebut dengan ayat kauniyah yang
berarti terdapat suatu relasi
antara islam dan ilmu sains modern,hal itu karena di dalam dalam alqur’an
ditemukan kajian tentang penciptaan alam (ayat-ayat kauniyah) yang tentunya
sangat sesuai dan relevan dengan ilmu pengetahuan modern.
B. kesesuaian teori mengenai penciptaan alam antara alqur’an dan
ilmu sains modern
Sebagimana telah kita ketahui bahwasanya
telah banyak ayat-ayat di dalam alqur’an yang memiliki keserasian dan telah berhasil dibuktikan dalam ilmu
pengetahuan modern,begitu juga dengan teori mengenai penciptaan alam ini di
dalam alqur’an yang baru bisa dibuktikan melalui ilmu sains
modern,sebut saja tentang teori Big bang ,yaitu teori tentang ledakan
besar sebagai awal dari lahirnya ruang dan waktu. Menurut ahli astronomi
terdapat kesesuaian antara teori penciptaan ini dengan ayat alqur’an yang
memberi petunjuk tentang kronologis enam proses penciptaan langit dan bumi
beserta segala isinya. Hal ini tentunya tidak terlepas dari kontribusi
ilmuwan-ilmuwan islam yang tidak menutup diri dan keterbukaan untuk mempelajari ilmu sains dan berdasarkan
beberapa hasil observasi kosmolog maupun para astronomi ternyata terdapat kesesuaian antara ayat-ayat
kauniyah dan teori sains modern yang perlu diteliti kembali.
Para ahli ilmu penngetahuan kini telah banyak
meneliti,mengetahui,kemudian menerangkan enam masa tahapan pembentukan alam
hingga sempurna seperti sekarang,mulai dari big bang atau dentuman
besar dari singularity,sampai terbentuknya tata surya dan planet-planet.Namun
para ahli masih berbeda-beda dalam memberi nama tahapan-tahapan masa atau
pariode tersebut.
Tentang ini,para ahli ilmu pengetahuan
ruang angkasa berusaha menhubungkan konsep enam masa penciptaan langit dan bumi
dengan informasi dalam firman Alllah surah an-Nazi’at ayat 27-33,menurut ahli
astronomi,ayat diatas memberi petunjuk tentang kronologi enam proses penciptaan
langit dan bumi dengan segala isinya.Masa pertama,dipahami dari ayat 27 yang
memberi petunjuk tentang penciptaan alam semesta dengan peristiwa big bang,yaitu ledakan besar sebagai
awal lahirnya ruang dan waktu,termasuk materi.Masa kedua,dipahami dari ayat ke
28 yang memberi petunjuk tentang pengembangan alam semesta,sehingga benda di
langit makin berjauhan (dalam bahasa awam berarti langit makin tinggi). ‘’...lalu menyempurnakannya...’’ memberi
pengertian bahwa pembentukan benda langit bukanlah proses sekali jadi,tetapi
proses evolutif (perubahan bertahap,dari awan antar bintang,menjadi
bintang,lalu akhirnya mati dan digantikan generasi bintang-bintang baru).Masa
ketiga diperoleh dari petunjuk ayat 29 tentang adanya tata surya yang juga
berlaku pada bintang-bintang yang lain.Masa ini adalah masa penciptaan matahari
yang bersinar dan bumi (serta planet-planet lainnya) yang berotasi sehingga ada
fenomena malam dan siang.Masa keempat diperoleh petunjuk dari ayat 30 yang
menjelaskan proses evolusi di bumi.setelah bulan terbentuk dari lontaran
sebagian kulit bumi karena tumbukan benda langit lainnya,dan bumi dihamparkan
mungkin saat lempeng benua besar pangea mulai terpecah tetapi justru bisa lebih
tua darip pangea.Masa kelima dipahami dari ayat ke 31 yang memberi petunjuk
tenang awal penciptaan kehidupan di bumi (mungkin juga di planet lain yang
disiapkan untuk kehidupan)dengan menyediakan air.Masa keenam diperoleh petunjuk
dari ayat 32 dan 33 yang menyebabkan timbulnya gunung-gunung akibat evolusi
geologi dan mulai diciptakannya hewan dan kemudian manusia.
Didalam Al-Quran terdapat banyak bukti
yang memberikan informasi dasar mengenai beberapa hal terkait penciptaan alam
semesta. Kenyataan bahwa didalam Al-Quran tersebut telah sesuai dengan penemuan
terbaru ilmu pengetahuan modern adalah
hal terpenting, karena kesesuaian ini menegaskan bahwa Al-Quran adalah Firman
Allah SWT. Dalam Al-Quran surat Fush-shilat (41:11) Artinya
: “Kemudian
Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu
Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut
perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". keduanya menjawab: "Kami
datang dengan suka hati".
Kata asap dalam tersebut menurut para ahli
tafsir adalah merupakan kumpulan dari gas-gas dan pertikel-partikel halus baik
dalam bentuk padat maupun cair pada temperatur yang tinggi maupun rendah dalam
suatu campuran yang lebih atau kurang stabil. Salah satu teori mengenai
terciptanya alam semesta (teori Big bang) disebutkan bahwa alam semesta tercipta dari suatu
ledakan kosmis sekitar 10-20 milyar tahun yang lalu mengakibatkan adanya
ekspansi (pengembangan) alam semesta. Sebelum terjadinya ledakan kosmis tersebut,
seluruh ruang materi dan energi terkumpul dalam bentuk titik. Didalam Al-Quran
dijelaskan tentang terbentuknya alam ini (QS Al-Anbiya : 30) Artinya: “Dan
Apakah orang -orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu
keduanya dahulu adalah suatu yang padu (sebingkah penuh), kemudian Kami pisahkan antara keduanya. dan dari air Kami
jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman”.
Berdasarkan terjemahan dan tafsir Bachtiar
Surin (1978:692) ditafsirkannya bahwa matahari adalah benda angkasa yang
menyala-nyala yang telah berputar mengeliligi sumbunya sejak berjuta-juta
tahun. Dalam peroses perputarannya dengan kecepatan tinggi itu, maka
terlontarlah bingkahan-bingkahan yang akhirnya menjadi bumi dan beberapa benda
angkasa lainnya dari bingkahan matahari itu. Masing-masing bingkah beredar
menurut garis tengah lingkaran matahari, semakin lama semakin bertambah jauh,
hingga masing-masing menempati garis edarnya. Dan seterusnya akan tetap beredar
dengan teratur sampai batas waktu yang hanya diketahui oleh Allah SWT. Kemudian
dalam surat Adz-Dzaariyaat (51:47) Artinya: “Dan langit, dengan kekuasaan Kami,
Kami bangun dan Kami akan memuaikannya selebar-lebarnya”.
Teori ledakan maha dahsyat juga mengatakan
adanya pemuaian alam semesta secara terus-menerus denagn kecepatan maha dahsyat
yang diumpamakan mengembangnya permukaan balon yang sedang ditiup yang
mengisyaratkan bahwa galaksi akan hancur kembali. Isyarat ini sudah dijelaskan
dalam surat Al-Anbiya’ (21:104)
Artinya: “(yaitu) pada hari Kami gulung langit
sebagai menggulung lembaran- lembaran kertas. sebagaimana Kami telah memulai
panciptaan pertama Begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang
pasti Kami tepati; Sesungguhnya kamilah yang akan melaksanakannya”.
Dalam surat Ath-Tholaq (65:12) ÂȘArtinya: “Allah-lah yang menciptakan tujuh
langit dan seperti itu pula bumi.
perintah Allah Berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan
Sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu”.
Ayat ini mengisyaratkan bahwa ruang angkasa
terdiri dari 7 lapis. Didalam surat As-Sajada (32:4) Artinya: “Allah lah yang
menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam
masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy[1188]. tidak ada bagi kamu selain
dari padanya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa'at[1189]. Maka Apakah kamu tidak
memperhatikan”.
Uraian penciptaan langit dan bumi dan apa-apa
yang ada diantara keduanya, terdapat dalam surat Fush-Shilat ayat 9, 10 dan 12
Artinya: “Katakanlah: "Sesungguhnya Patutkah kamu kafir kepada
yangmenciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya?
(yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam".(ayat 9)
Artinya: “Dan Dia menciptakan di bumi itu
gunung -gunung yang kokoh di atasnya.
Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan
(penghuni)nya dalam empat masa”.(ayat 10)
(Penjelasan
itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya. Artinya: “Maka Dia
menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit
urusannya. dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan
sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui”.
(ayat 12)
Dengan
perincian penafsirannya sebagai berikut :
1.
Tahap pertama penciptaan bumi 2 rangakain waktu
2. Tahap kedua penyempurnaan bumi 2 rangkaian
waktu
3.Tahap
ketiga penciptaan angkasa raya dan planet-planetnya 2 rangkaian waktu
Jadi terbentuknya alam raya ini terjadi dalam
6 rangkaian waktu atau 6 masa. Selain surat-surat tersebut diatas masih banyak
lagi yang menjelaskan tentang terbentuknya alam raya ini, namun dari yang telah
kami sampaikan dalam ringkasan ini terlihat bahwa secara garis besar proses
terciptanya alam raya ini berlangsung dalam 6 masa, dimana tahapan-tahapan
dalam proses tersebut saling berkaitan. Disebutkan juga bahwa terciptanya alam
raya ini terjadi melalui proses pemisahan massa yang tadinya satu.
C. pengaruh besar memepelajari proses penciptaan alam.
Oleh sebab itu,salah satu perkara penting
yang banyak dibahas dalam kitab suci ialah alam semesta.Firman-firman yang
digabungkan keseluruhannya menghasilkan suatu sistem pandangan kosmologis islam
itu sedemikian rupa seringnya disebutkan dalam berbagai tempat di dalam
alqur’an,sehingga cukup menarik bahwa hal itu tidak memperoleh perhatian
kebanyakan kaum muslim,misalnya masalah hukum-hukum. meskipun banyak sebab yang masuk akal mengapa hal itu
terjadi,namun karena pentingnya persoalan kosmologi itu maka
pembahasan-pembahasannya pada saat ini dirasakan cukup mendesak.Sebab bukan
saja dengan memahami konsep-konsep itu akan lebih mampu menangkap makna
menyeluruh agama kita,tetapi akan memberi kejelasan lebih baik tentang “peta”
semesta alam ini dan di mana letak kedudukan kita sebagai manusia dalam peta
itu.
Kemudian,pada
urutannya sendiri,kejelasan tentang “peta” itu tentu akan membuat kita memahami
sesuatu lebih baik di zaman kita sekarang ini,yaitu zaman modern,khususnya
berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi serta dampak positif dan
negatifnya kepada kehidupan manusia.Misalnya dengan memahami konsep-konsep
kosmologis islam itu kita berharap dapat melihat apa kemungkinan peranan kita
selaku orang-orang muslim dalam ikut mencari penyelesaian masalah-masalah
kemanusiaan dewasa ini yang sebagian besar adalah akibat adanya pola hidup modern yang bersumber pada
ilmu pengetahuan dan teknologi. Pandangan menyeluruh tentang alam raya itu juga
diharapkan memberi kita kemampuan untuk melihat hubungan organik antara
berbagai gejala dan kenyataan dalam lingkungan luas kita.Serta dengan
mempelajari akan proses penciptaan alam semesta ini tentunya akan semakin
memantapkan keyakinan teologis kita bahwa sistem seindah dan sebaik ini tidak
mungkin tercipta dengan sendirinya ataupun tidak mungkin bila tidak ada yang
mengaturnya,tentunnya dengan mempelajari ini kita sebagai umat islam akan
mengetahui bahwasanya ciptaan Tuhan itu tidak ada yang batil,karena orang-orang
yang menganggap ciptaan ini (alam semesta) batil pastinya ia bukanlah seseorang alim menurut alqur’an.
Oleh : Abdullah syahir dan M. Rofi' Suharja
[1] Tulisan ini
merupakan tugas akhir mata kuliah Islam dan Ilmu Pengetahuan jurusan Bahasa dan
Sastra Arab fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dibawah
bimbingan Irfan Abubakar, MA.